Perjalanan panjang sebuah karya sering kali dimulai dari sebuah ide sederhana yang kemudian berkembang menjadi sesuatu yang jauh lebih besar dari perkiraan awal. Demikian pula dengan VOINOVA, sebuah instrumen astronomi yang lahir dari inovasi modern namun tetap berpijak pada khazanah klasik. Setelah resmi berganti nama, VOINOVA edisi pertama akhirnya selesai dikerjakan. Edisi ini bukan sekadar produk, melainkan representasi dari sebuah visi untuk menghadirkan astronomi dalam balutan seni, budaya, sejarah, geometri, matematika, dan sains, serta menyatukannya dengan ruh astronomi Islam yang telah berakar sejak berabad-abad lalu.
Sentuhan Budaya dan Simbolisme Paris
Keunikan VOINOVA dapat langsung dirasakan dari detail estetikanya. Pada bagian atas instrumen, terdapat ilustrasi Arc de Triomphe, sebuah monumen ikonik di Paris yang dibangun dengan konsep geometri megah. Simbol ini dihadirkan bukan tanpa alasan, melainkan sebagai jembatan antara astronomi dan kebudayaan. Arc de Triomphe menggambarkan kemegahan dan kejayaan ilmu pengetahuan yang berkembang di Eropa, khususnya Prancis, pada abad ke-17. Menariknya, di Indonesia, pengunjung dapat menemukan replika gapura dengan nuansa serupa di Kota Kediri. Hal ini menegaskan bahwa sains, seni, dan budaya memang memiliki keterhubungan lintas ruang dan waktu.Mengabadikan Sosok Philippe de La Hire
VOINOVA edisi pertama didedikasikan untuk mengenang sosok Philippe de La Hire (1640–1718), seorang ilmuwan Prancis yang kontribusinya dalam bidang astronomi masih dikenang hingga kini. Pada bagian depan instrumen, terdapat ilustrasi La Hire sedang memegang teleskop dengan latar belakang Menara Eiffel. Tepat di baliknya, divisualisasikan pula fenomena gerhana matahari cincin. Kehadiran ilustrasi ini menjadi pengingat bahwa sains bukan hanya tentang perhitungan dan teori, tetapi juga tentang dedikasi dan pengamatan langit yang penuh rasa kagum.Sejarah Tersimpan dalam Piringan Kalender
Keistimewaan lain dari instrumen ini terletak pada piringan kalender yang menampilkan peta kuno Paris. Di dalamnya terdapat dua titik lokasi penting: pertama, Observatoire de Paris, tempat Philippe de La Hire banyak mencurahkan waktunya untuk penelitian; dan kedua, Beauvais, kota kecil di Prancis yang menjadi tempat kelahirannya. Detail ini hanya dapat dilihat jika pengguna membongkar komponen instrumen satu per satu. Dengan demikian, VOINOVA tidak hanya berfungsi sebagai alat bantu astronomi, tetapi juga menyimpan narasi sejarah yang menghubungkan pengguna dengan perjalanan hidup seorang ilmuwan besar.Filosofi Warna dan Simbol Langit
Secara visual, VOINOVA edisi pertama hadir dengan dominasi warna dark blue yang dipadukan dengan aksen perak dan emas klasik. Perpaduan ini tidak sekadar dekorasi, melainkan simbolisasi. Biru tua menggambarkan langit malam yang dalam, perak merepresentasikan cahaya bulan, sementara emas melambangkan bintang-bintang yang berkilauan. Dengan pemilihan warna ini, setiap pengguna diajak untuk merasakan sensasi mengamati langit yang penuh misteri namun juga keindahan.Kehebatan Philippe: Menentukan Gerhana Tanpa Hitungan
Di balik keindahannya, VOINOVA juga menyimpan kekuatan fungsional. Pada bagian belakang instrumen terdapat data epoch yang lengkap untuk rentang tahun 2022 hingga 2195. Data ini memungkinkan pengguna mengetahui jadwal gerhana matahari dan bulan tanpa perlu melakukan perhitungan rumit. Inilah warisan metode Philippe de La Hire yang berhasil dihidupkan kembali. Bagi pecinta astronomi, fitur ini menjadi nilai tambah yang menjadikan instrumen bukan hanya koleksi artistik, melainkan juga perangkat ilmiah yang praktis.Makna Setelah Perubahan Nama
Perubahan nama dari Volvelle Inovasi menjadi VOINOVA bukan sekadar penyegaran brand. Lebih dari itu, ia mencerminkan arah baru: karya-karya yang tidak hanya bersifat praktis, tetapi juga mengandung makna mendalam. VOINOVA adalah wujud bagaimana sebuah instrumen dapat menggabungkan fungsi ilmiah dengan nilai-nilai estetika, sejarah, dan budaya. Instrumen ini juga dilengkapi dengan panduan berbahasa Inggris, sehingga dapat dipahami lebih luas oleh komunitas internasional. Di masa mendatang, tidak menutup kemungkinan akan hadir pula versi dalam bahasa Prancis untuk lebih menghormati akar sejarahnya.Menatap Gerhana dan Masa Depan
Ketika VOINOVA edisi pertama selesai, ada satu pertanyaan yang menarik: apakah tanda merah pada instrumen itu menunjukkan gerhana bulan yang terjadi pada 7–8 September 2025? Pertanyaan ini bukan sekadar retorika, melainkan undangan untuk terlibat langsung dalam pengalaman astronomi menggunakan instrumen klasik yang diperbarui.Akhirnya, VOINOVA edisi pertama bukan hanya tentang mengenang Philippe de La Hire atau sekadar instrumen astronomi. Ia adalah simbol bagaimana sains, seni, dan budaya dapat berpadu, serta bagaimana inovasi modern bisa menghidupkan kembali warisan klasik. Dengan semangat itu, mari bersama-sama “meng-EMAS-kan Indonesia”—membangun karya-karya yang bernilai emas, baik dari sisi ilmu pengetahuan maupun kebudayaan, agar dapat memberi inspirasi bagi generasi mendatang.
Comments0
Mari bangun diskusi bersama.