Satu kehormatan besar bagi Padepokan Albiruni karena beberapa karyanya akan diterbangkan ke kotanya para wali, yakni Hadramaut Yaman. Capaian ini menjadikannya sebagai perjalanan perdana ke negeri timur tengah. Yang lebih menggembirakan lagi adalah beberapa karya ini akan digunakan di Darul Musthofa, salah satu lembaga pendidikan di bawah bimbingan Maulana Habib Umar alhafidz.
Sebenarnya ada beberapa yang dibuat oleh Padepokan Albiruni, namun pada artikel ini hanya dua yang akan dikupas. Astrolabe dan Volvelle Inovasi Basic.
Astrolabe adalah instrumen pertama yang diminta untuk dibuatkan. Iya karena instrumen ini lebih dekat dengan kegunaan di sana. Artinya memang sudah ada pengetahuan mendalam tentang astrolabe. Alat ini merupakan karya yang memang bisa digunakan untuk mengetahui beberapa waktu, terutama yang berkaitan dengan ibadah sehari-sehari seperti waktu shalat.Astrolabe juga menjadi karya luar biasa yang ditinggalkan oleh peradaban emas umat Islam abad pertengahan. Mungkin tidak bisa dihitung berapa peninggalan luar biasa yang bisa dirasakan oleh generasi saat ini.
Utusan dari Hadramaut
Sebelumnya ada sosok tamu muda yang rupawan datang dari Solo ke Pekalongan (tempat kediaman kami). Beliau sangat tertarik dengan ilmu arudh dan juga ilmu falak. Dua ilmu langka yang sangat istimewa. Beliau ternyata pernah menimba ilmu di Hadramaut, Tarim, Yaman dan di PP. Dalwa Pasuruan. Beliau termasuk orang yang gemar ilmu falak. Beberapa kitab falak sudah beliau baca sampai khatam.Pada intinya, beliau ingin memesankan sebuah astrolabe untuk gurunya yang ada di Hadramaut. Gurunya merupakan bagian pengajar di Darul Musthofa yang didirikan oleh Maulana Habib Umar Alhafidz. Astrolabe yang diminta ada beberapa fitur tambahan sebagaimana kondisi yang berlaku di Hadramaut.
Bau Sejarah Pada Astrolabe Ini
Kami telah berdiskusi dengan cukup lama dengan seorang guru di Darul Musthofa Tarim untuk merumuskan seperti apa astrolabe yang akan dibuat. Mungkin tiga minggu lebih. Ini menjadi bukti bahwa pemahaman tentang astrolabe begitu tinggi sehingga benar-benar teliti. Astrolabe ini dibuat dengan koordinat lintang 16 derajat 3 menit LU, dan bujur 49 derajat BT.Adapun astrolabe yang diminta memiliki keunikan di beberapa hal seperti dominasi warna hijau pada garis-garis di plate astrolabe. Dalam Islam, warna ini memang sering menjadi favorit atau pilihan dari orang-orang besar. Pemilihan warna ini juga atas permintaan sang guru.
Kemudian pada bagian throne, ada dua ayat Al-Qur’an yang disematkan. Dua ayat ini memiliki keselarasan dengan fungsi daripada astrolabe. Dua ayat ini adalah Surat Yunus : 5 dab al-An’am : 97 adalah :
- Surat Yunus : 5
هو الذى جعل الشمس ضياء والقمر نورا وقدره منازل لتعلموا عدد السنين والحساب.
- Surat Al-An’am : 97
و هو الذى جعل لكم النجوم لتهتدوا بها فى ظلمت البر والبحر قد فصلنا الايت لقوم يعلمون.
Ayat pertama (atas) ditempatkan pada throne bagian depan astrolabe dan ayat kedua di bagian belakang astrolabe. Throne sendiri merupakan bagian astrolabe yang ada di bagian atas astrolabe. Fungsinya untuk membuat lubang untuk tali pegangan. Namun juga sering ditulis dengan ornamen atau tulisan sesuai keinginan pembuatnya.
Dari pemilihan dua ayat di atas, maka kita bisa memahami bahwa makna ayat tersebut memang identik dengan ilmu falak / astronomi islam. Penyebutan manzilah-manzilah bulan untuk kepentingan kalender. Kemudian penyebutan bintang-bintang untuk petunjuk navigasi di waktu malam juga identik dengan peran astrolabe.
Keunikan ketiga adalah penempatan 28 manzilah bulan di bagian belakang astrolabe. Umumnya astrolabe hanya memuat kalender dan zodiak di bagian belakang. Namun rupanya di Hadramaut ada penggunaan khusus tentang manzilah bulan tersebut dan ini memang lazim di sana.
Setelah ditelusuri, ternyata manzilah ini memang menjadi ciri khas astrolabe di Yaman. Bedanya adalah astrolabe yang kami buat menempatkan manzilah di belakang astrolabe yang sesuai dengan posisinya dengan kalender masehi. Sedangkan astrolabe peninggalan di Yaman, posisi manzilah ada di bagian tepi rete di depan astrolabe.
Bahkan pada salah satu manzilah bulan ini, ada namanya Yaumul Baldah atau hari beku. Hari ini digunakan masyarakat sana untuk berendam ke salah satu pantai yang ada di sana. Dan menurut keterangan masyarakatnya, berendam di sana bisa menyembuhkan beberapa penyakit. Akhirnya tradisi ini menjadi sesuatu yang bisa dibilang etnoastronomi.
Adapun Tokoh Besar di Balik Astrolabe Peninggalan di Yaman adalah al-Ashraf Umar ibn Yusuf ibn Umar ibn ‘Ali ibn Rasul al-Muzaffari. Salah satu putra kerajaan yang memiliki keahlian khusus dalam bidang astronomi. Bahkan ia mendapat sertifikasi langsung dari gurunya.
Volvelle Inovasi Edisi Hadramaut Jadi Edisi Pertama Bertema Kolaborasi Budaya
Setelah mendapat mandat untuk perancangan astrolabe, satu kehormatan besar lainnya adalah Volvelle Inovasi yang menjadi karya unggulan di Padepokan Albiruni juga diminta untuk dibuat edisi Hadramaut. Volvelle ini memang khusus digunakan untuk mengetahui waktu gerhana dari tahun kapanpun. Dan menjadi instrumen pertama di Indonesia bahkan mungkin satu-satunya yang masih aktif digunakan di dunia muslim.Instrumen ini memang menarik karena bisa membantu untuk mengetahui kapan ada gerhana dengan cara yang mudah dan cepat. Bahkan kita bisa mengetahui gerhana-gerhana yang terjadi di masa sejarah bahkan pra-sejarah. Hasil prediksinya bisa disandingkan dengan data modern seperti NASA dll.
Karena akan digunakan di sana, maka bahasa instrumen pun kami rubah menjadi full bahasa arab. Di samping itu ada perubahan di warna dan bentuk throne. Adapun beberapa keunikan dari edisi Hadramaut ini adalah sebagai berikut :
- Menggunakan Bahasa Arab
Sebelumnya ada dua bahasa yang digunakan Volvelle Inovasi Basic, yakni bahasa Indonesia dan Perancis. Namun keduanya harus disesuaikan dengan kondisi sana, yakni dengan menggunakan bahasa arab.
Dengan edisi ini, maka nama instrumen menjadi “ اداة حساب الخسوفين“ artinya adalah alat perhitungan dua gerhana, gerhana matahari dan bulan.
- Mencantumkan Ayat Al-Qur’an dan Hadis Nabi
Jika pada astrolabe, ayat yang digunakan adalah surat Yunus (5) dan al-An’am (97), maka pada Volvelle Inovasi Basic ini yang digunakan adalah satu ayat pada surat Ar-Rahman (5) dan Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari. Dua sumber ini adalah sebagai berikut :
- Surat Ar-Rahman : 5
الشمس والقمر بحسبان (الرحمن : 5)
- Hadis Riwayat Imam Bukhari
ان الشمس والقمر لا ينكسفان لموت أحد من الناس, ولكنهما ايتان من ايات الله, فاذا رأيتموهما فقوموا فصلوا (رواه البخاري)
Dua sumber di atas mengindikasikan bahwa Matahari dan Bulan bisa dijadikan pedoman perhitungan. Salah satunya adalah menghitung gerhana yang telah lampau terjadi serta yang akan terjadi. Gerhana sendiri terjadi akibat kombinasi gerak antara bumi-bulan-matahari. Adapun fenomena gerhana juga bukan menjadi penyebab matinya seseorang, melainkan dua tanda alam akan kebesaran sang pencipta.
Maka keduanya sangat selaras dengan fungsi dari Volvelle Inovasi Basic yang memang bisa menghitung gerhana matahari dan bulan dengan memanfaatkan pergerakan matahari dan bulan.
- Tidak Ada Pasaran (Legi hingga Kliwon)
Pasaran adalah salah satu inovasi yang ada di Volvelle Basic. Pasaran ini sering digunakan dalam masyarakat Jawa. Jumlahnya ada lima hari yaitu Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon.
Dikarenakan berlakunya yang terbatas di Jawa, maka inovasi ini dihilangkan karena memang tidak digunakan di Hadramaut.
- Mencamtumkan 28 Nama Manzilah Bulan
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa manzilah adalah salah satu sistem penanggalan yang masih berlaku di Hadramaut, maka pada Volvelle Inovasi Basic pun dicantumkan. Dengan ini, ciri khas Volvelle Basic edisi Hadramaut adalah adanya sistem penanggalan manzilah bulan.
Pada edisi yang asli, sistem kalender yang digunakan hanya kalender Masehi yakni dimulai dari 1 Januari dan diakhiri pada 31 Desember.
Dengan capaian ini, maka Padepokan Albiruni telah resmi mengirimkan karya-karyanya ke Timur Tengah untuk pertama kalinya. Apalagi di daerah spesial seperti Darul Musthofa, Hadramaut. Semoga ini akan menjadi pompa semangat untuk terus berinovasi dan menebarkan kemanfaatan dalam bentuk karya ke berbagai penjuru dunia.
Hormat kami
Ehsan Hidayat – Pimpinan Padepokan Albiruni (Lembaga Kajian dan Pengembangan Instrumen Astronomi Klasik).
Pekalongan, 08 Mei 2025
Comments0
Mari bangun diskusi bersama.